Jakarta, KompasOtomotif – Peter dan Anita Penz, suami-isteri yang kini menetap di Altheim, Austria adalah salah satu builder ternama dunia. Prestasinya di moge kustom sangat gemilang dan mereka telah menciptakan edisi terbatas, Chooper Proostreet yang dibangun pada 2002. Populasinya di dunia cuma tiga, salah satunya menetap di Indonesia. Pemiliknya kini Abdul Samad, Presiden Direktur PT Makassar Putra Mandiri (MPM), perusahaan yang bergerak di bidang General Trading. Dia pantas berbangga, karena moge ini dibangun dengan spesifikasi tak biasa. "Awalnya, saya berburu dari internet. Di 2010, sepeda motor ini harganya masih Rp 1 miliar. Saya incar hingga akhirnya pada 2012, saya kejar sampai Bali dan bisa membawanya pulang hanya dengan Rp 420 juta. Saat itu pemiliknya orang Jepang yang tinggal di Bali," kenang Samad dengan logat Makassar. Sampai di tangannya, kondisi tak begitu baik dan diserahkan ke Imagineering Custom (IC) untuk ”diolah” lagi. Tedja Widjaja, empunya IC, menjelaskan beberapa spesifikasinya. Mesin tetap, menggunakan S&S Evolution 2.200cc. Garpu depan upside down, setang dan pijakan kaki sudah garapan IC. "Injakan kaki motor trail buat freestyle, lalu fan belt mengalami sentuhan ulang. Pelek buatan Penz dipertahankan, sudah cakep banget dengan ukuran ring depan 21, belakang 18 berlebar tapak 250," beber Tedja yang membuka bengkelnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara ini. Untuk melengkapinya, ban dicopoti dan diganti Avon Cobra AV72 240/40 di belakang, sementara depan pakai Metzeler Marathon 120/70-21 M/C 62V. Selebihnya, mulai rangka, tangki, spakbor, lekukan knalpot, lampu utama, lisensi pelat nomor, hingga cat dan grafis asli garapan Penz Custom Bikes. Dilanjuti spion dan kick stand buatan Arleness dengan kopling hidrolik. Bersih di Kanan Ada yang unik dari big bike ini, lengan ayun diubah menjadi tunggal (single side swingarm). Jadi, dominan komponen sepeda motor ini berada di sebelah kiri. Menurut Tedja, ini merupakan teknologi ciri khas garapan Penz Custom Bikes. "Kalau dilihat dari sisi kanan, kelihatannya bersih dan rapi," ujar Tedja. Satu lagi ciri khas sepeda motor ini yang membedakan dengan karya Penz lainnya, yaitu adanya tanda tangan Peter dan Anita Penz pada tangki. Samad yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Union Maritim Indonesia merasa sangat beruntung memiliki sepeda motor ini. Tak hanya dipajang, beberapa kali tunggangan berwarna silver metalik ini dibesut untuk melahap rute jarak jauh. Identitas macho-nya kelihatan, sekaligus mencerminkan karakter Samad yang "bangor". Bangor disini maksudnya karena dia adalah El Presidente D’Bangorz, komunitas ride for fun yang resmi dibentuk 2012 lalu dan kini beranggotakan tak lebih dari 15 orang. Editor : Bastian