Batik kini mendapat tempat dalam masyarakat Indonesia. Kecintaan pada peninggalan nenek moyang ini terus bertambah sejak Malaysia mengklaim sebagai budaya mereka. Padahal dengan batik sebagai salah satu budaya, Indonesia dapat menjadi mercusuar bagi dunia. "Kesenian Indonesia, khusus semua batik harus jadi mercusuar dunia. Artinya jadi mercusuar di segala bidang. Selain di bidang poleksosbud, khususnya, kesenian batik bisa dapat tempat di dunia internasional. Misalnya India dengan kain sarinya di dunia, orang udah tahu. Sutra udah jadi cerita klasik dari Tiongkok dan saya ingin batik dipakai di seluruh dunia," terang Guruh Soekarno Putra di Grand Indonesia, Minggu (26/8) malam. Dia menyayangkan kecintaannya kembali masyarakat pada batik karena dianggap sebagai peninggalan asli Malaysia. Tetapi di sisi lain Guruh bangga lantaran bangsa ini menjadi reaktif terhadap budaya sendiri yang diklaim bangsa lain. "Memang apresiasi pada batik meningkatnya itu gara-gara ada masalah sama klaim negara Malaysia. Jadi hal tersebut dapat menggugah rasa kita untuk lebih memperhatikan batik. Tapi itu juga jadi kekurangan bangsa kita. Kalo kesenian budaya kita biasa-biasa aja gak ada yang memperhatikan. Tapi ketika udah diutak atik mereka, baru bereaksi. Saya rasa sesekali boleh jadi bangsa yang reaktif namun jangan juga jadi terlalu reaktif," katanya panjang. Ditanya guna menyadarkan masyarakat pakai batik, Guruh meminta supaya segala yang berbau Indonesia didahulukan. "Produsen, konsumen harus meningkatkan. Namun gak cuma batik aja tapi juga harus mendahulukan dan menomorsatukan segala sesuatu dari Indonesia," pungkasnya.